Kamis, 10 Januari 2013

Diri Untuk Perasaan


Saat hati tak lagi kuasa menahan goresan luka, maka rapuhlah sudah batin ini. 
Tercabik-cabik oleh coretan tinta masa lalu hingga kealam tak sadarku. 
Berharap kan datang mimpi yang indah untuk membasuh separuh luka terdalam yang selalu buatku kesulitan untuk memejamkan kedua indera penglihatanku. 
Cinta, ku persembahkan pengaguman abadiku untukmu. 
Naluri bertengkar melawan perasaan, namun selalu tertunduk dan tak pernah bisa menang. 
Hati kecilku berbisik tentang arti kebodohan, namun tetap saja ku tak mampu lari dari tegarnya perasaan. 
Ada luka, ada air mata, ada gunda dan ada kebencian, tapi semuanya tak pernah bisa buatku mampu tuk melawan. 
Lautan air mata dan jutaan kebohongan harusnya bisa membuka mata batinku, melawan dan meminta hak atas kesucian cinta ini. 
Jemari yang tak lagi terlihat indah karena keruhnya persolaan hati mestinya mampu buatku bangun dan mengubur sisa-sisa kebodohan dalam diri ini. 
Dan, aku masih larut dalam jerat cintanya, mengabdikan diri sebagai permaisuri yang selalu tersakiti. 
Kata hati inginku menghapus bayangmu, tapi cintaku tak pernah bisa dilumpuhkan... (For Suz')


 
Copyright © 2016 Deris Rackhasia | Powered DerisNet.com