Minggu, 30 Desember 2012

Segelas Kopi [Sadar Diri].


Biasanya segelas kopi telah cukup untuk mengusir migrainku
Membisikkan angin segar kerongga-rongga sel otakku
Tapi entah mengapa
Beberapa Bulan belakangan sepertinya kopi tak lagi mempan dikepalaku...



Apakah karena dosisnya yang perlu ditingkatkan 
Ataukah tubuhku yang telah menoleransinya

Entahlah…

Memikirkannya pun makin menambah migrainku
Aku seperti kehilangan obat penawar yang ampuh
Penyakit ini seperti yang kau tahu
Serasa menusuk-nusuk kepalaku bahkan belakangan tahun-tahun terakhir ini, menembus hatiku...

Aku bingung, kenapa dan terus bertanya..
Tapi lagi-lagi ini hanya menambah sakitnya sebelah kepalaku
Aku rindu sensasi ketika kopi telah menembus kerongkonganku
Serasa ada rasa yang tak bisa tergambarkan
Membuatku seakan melayang, menembus angan-angan...

Tak hanya itu, bau-bauan segar menelisik ke paru-paruku
Kopi bagiku layaknya heroin bagi para pecandu
Tapi itu dulu…beberapa tahun lalu..
Kini bahkan aku hampir lupa sensasi itu..

Ada apa? Kenapa semua ini terjadi padaku ?
Kenapa nikmat itu terserabut dariku?

Tetapi lagi-lagi..
Pemberontakan dan protesku hanya menambah derita kepalaku
Aku semakin ringkih, karena kehilangan nikmatnya segelas kopi
Aku harus menemui jawabnya,
Kenapa segelas kopi tak senikmat dulu lagi
Sama seperti beberapa tahun yang telah pergi
Dulu-dulu sekali..ditahun-tahun itu..

Kala senja masuk disore hari..
Sebelum migrain sialan itu datang kembali…
Segelas kopi selalu sempurna menemani,,
Membunuh sepi dan sedih,,
Setelah seharian bergulat dengan aneka misi..

Dulu-dulu sekali,,ditahun-tahun itu…
Sehabis hujan dipagi hari…
Saat pelangi terbit memamerkan diri..

Segelas kopi selalu bisa menyemangati diri,,,
Sebelum migrain konyol itu menyerang kembali..
Membakar api sumbu diri..
Untuk siap bertarung dengan aneka misi…

Aku rindu sensasi segelas kopi..
Mengapa ia pergi, seperti orang yang tak tahu diri..
Kopi itu jelas tak bisa mengerti
Bahwa ada yang selalu membutuhkannya di pagi dan sore hari…

Aku kehilangan nikmatnya segelas kopi..
Kapankah ia mau berkunjung kembali
Tidakkah ia ingin menemuiku lagi..

Bernostalgia ditemani musik Gothic…
Aku migrain karena tak lagi bisa merasai segelas kopi..
Sakitnya mengerus-gerus sebelah kepalaku, dari belakang hingga dahi...

Endorfin-endorfin itu tak lagi beraksi menari-nari
Mungkin mereka juga rindu akan segelas kopi
Tetapi hari ini, aku lebih menseriusi masalah ini...

Sejak dini hari hingga malam ini..
Kutatap segelas kopi samping keyboard..
Kuharap mampu berkomunikasi dengan media puisi..

Disela kesibukanku mengais rezeki..
Segelas kopi akhirnya memaksaku menekuri diri
Bahwa memang ada sesuatu yang duluan pergi
Hilang ditahun-tahun yang telah usang dan berduri
Dipenjara dalam kotak pandora yang dilingkari kalimat suci...

Dan akhirnya, setelah berjenak-jenak mengkalkulasi..
Kumemberanikan hati memperingati diri
Bukan karena migrain yang makin tak tahu diri

Bukan pula karena segelas kopi telah lelah merapal-rapal kalimat suci
Apalagi hanya karena tahun-tahun yang telah pergi..

Tetapi ini lebih pada jujur sendiri..
Bahwa ternyata dimalam hari di akhir Desember yang gerah ini
Aku masih merindui senyummu WAHAI CANTIK [Baca: Dalam Bahasa Jawa]…
 
Copyright © 2016 Deris Rackhasia | Powered DerisNet.com