Saat daun ketapang kering berjatuhan
di depan warnet ini
angin kemarau membelai diri
ku terdiam terpaku
saat kau memilih acuhkankan ku...
Tapi tak mengapa
semoga kau temukan kebahagiaan bersamanya...
Kepada senja aku mengadu
betapa pedih hatiku ini...
Bagai ombak besar yg menghantam dadaku
hingga aku tak bisa bernafas karena desakan
rasa :-( yg sangat kuat…
Hanya goresan kecil yg menyayat kalbu
Kau tancap dalam pilunya hatiku…
bahwa kau tak bisa mencintaiku…
Bersamanya Kau lalui dunia,
... dan kini ku bahagia bersama sepi
meski aku masih bercerita tentang cinta yang terbuang
Mengutip satu namamu di antara keluh kesah,
Gundah gelisah, air mata, dan lara..
Masihkah ada sedikit senyum darimu?
Tiada yang lebih baik darimu
selain seseorang yang mau mengerti diriku
kini ku larut dalam pencarian terakhir
kuyakin Tuhan bersamaku...
Posting Komentar